Mitos dan Realitas Dalam Spionase

A man who is spying through a book (Scott MacBride/Getty Images)

Sumber: facstaff.bucknell.edu

Pendahuluan

Spionase didefinisikan sebagai praktek perolehan rahasia dari saingan atau musuh untuk keuntungan militer, politik, atau ekonomi. Memata-matai, sebagaimana lebih lazim disebut, adalah topik yang juga menjamah banyak orang. Jenis-jenis jamahan bisa berupa film James Bond, novel mata-mata, keamanan nasional, atau konteks sejarah. Apapun itu, mayoritas orang sudah melihat banyak jenis pemata-mataan, spionase, operasi terselubung, dan teknologi yang terkait dengan semua itu. Memata-matai, yang disebut sebagai “profesi tertua kedua”, memiliki sejarah kaya nan panjang dan konteks sejarah (K Melton). Spionase dan teknologi terkaitnya telah berubah banyak sepanjang bertahun-tahun. Namun, peran mata-mata manusia dan perkakas yang mereka pakai masih menjadi tulang punggung praktek spionase. Telaah berikut ini mencakup sejarah singkat dan latar belakang spionase, penelaahan jenis dan metode spionase dan teknologinya. Dalam topik-topik tersebut, situs ini menyajikan telaah film, acara TV, dan buku mata-mata serta penyajian spionase mereka. Saya mencoba mengungkap beberapa mitos dan realitas, untuk menunjukkan apa yang nyata dan apa yang fiksi sama sekali. Juga, seperti misi International Spy Museum yang baru dibangun di Washington, D.C., proyek dan telaah ini adalah upaya untuk menyajikan “pemahaman realistis tentang intelijen sehingga kita dapat mengerti perannya dalam masyarakat dan dampaknya pada peristiwa besar dunia” (S Hagen).

Latar Belakang

Sebagian besar yang ditulis mengenai spionase dan pengumpulan dan penyusunan intel adalah fantasi (Laffin). Novel mata-mata, acara TV, film serta artikel wartawan dan propaganda sejarah telah membentuk visi yang kurang realistis atau baik tentang perbuatan mata-mata. Penyajiannya jauh dari realitas; situs ini berupaya menangkap pandangan lebih realitis tentang apa yang bisa dan betul-betul mampu dilakukan seorang mata-mata.

Seorang agen khusus atau mata-mata adalah pegawai perwira intelijen, yang ingin/butuh informasi rahasia atau dilindungi oleh pemiliknya dari pengungkapan publik (F Hitz). Istilah mata-mata sangat luas, dan umumnya mencakup siapapun di dalam bidang pengumpulan intel dan operasi terselubung; agen melakukan aneka kegiatan rahasia dan terselubung. Mata-mata biasanya bekerja untuk “agensi” dalam upaya memajukan kepentingan “agensi”. Ini berlaku untuk mata-mata yang bekerja pada pemerintah yang menginginkan informasi tentang salah satu saingan mereka, agensi yang mencoba melawan kejahatan, atau seseorang yang mencoba memperoleh informasi tentang pesaing atau anggota keluarga. Dalam contoh ini “agensi” bisa mencakup badan inteligen nasional, perusahaan saingan, FBI, atau badan detektif lokal. Beragam jenis spionase dan perkaranya dibahas lebih jauh dalam bab Jenis Spionase di situs ini. Dalam setiap jenis spionase, ada seaneka peran yang bisa dimainkan mata-mata. Kendati James Bond nampak memainkan semua peran itu dalam film-filmnya, nyatanya seorang agen (mata-mata) biasanya berspesialisasi dalam satu bidang tertentu. Jenis-jenis mata-mata di bidang ini mencakup: kurir, pengumpul (agen lapangan), analis, dan pembunuh.

Pengumpul atau Agen Lapangan adalah orang yang betul-betul memperoleh akses ke informasi rahasia, mengumpulkan informasi pesanan untuk agensi mereka, bisa berupa video, gambar, berkas komputer, informasi audio, atau sederet jenis lain. Orang ini memakai berbagai peralatan dan teknologi, termasuk, tapi tidak terbatas pada: kamera, perangkat komunikasi dan teknik tersandi, perangkat pendengar, teknik penyembunyian, senjata, peralatan masuk diam-diam. Seiring majunya teknologi, peralatan ini jadi semakin rumit dan menarik. Bab Metode Spionase memperkenalkan teknologi-teknologi ini dan memeriksa sebagian perkembangan spionase paling mutakhir dan “keren”.

Kurir adalah mata-mata yang memelihara kontak antara pengumpul dan agensi dalam negeri. Orang ini adalah perantara. Kurir membawa material rahasia untuk agensi. Dia juga bertindak sebagai perantara antara para anggota agensi. Tindakan ini meningkatkan keamanan jaringan mata-mata, dengan mencegah kontak langsung antar anggotanya.

Analis mengevaluasi semua informasi yang dikumpulkan oleh agen lapangan, kurir, dan anggota agensi lainnya. Analis mengkombinasikan informasi yang dikumpulkan dari mereka dan sumber lain, meninjaunya, dan kemudian melapor berdasarkan temuan. Para agen ini menyusun intel dari data yang dihimpun lewat spionase. Seiring kian lazimnya abad teknologi, tugas-tugas analis menjadi semakin penting. Zaman intelijen berbasis komputer berarti analis harus mengumpulkan, mengatur, mengurai, dan melapor berdasarkan lebih banyak informasi dalam kurun waktu jauh lebih singkat.

Pembunuh dalam agensi intelijen adalah untuk mengerahkan kekuatan lewat pembunuhan. Pembunuh berupaya melenyapkan musuh atau orang yang tahu lebih banyak dari seharusnya menyangkut agensi, agen, atau topik tertentu. Di AS, CIA dilarang, di bawah perintah eksekutif, untuk menggunakan teknik pembunuhan. Namun ada banyak jenis agensi spionase lain yang masih memilih teknik ini.

James BondDalam banyak film, novel, dan acara TV ada satu tokoh utama yang mengemban semua peran mata-mata ini. Ketika menelaah seberapa banyak yang dilibatkan oleh setiap tugas ini, jelaslah bahwa tanpa adanya bantuan, tak satupun dari posisi ini dapat eksis secara terpisah. James Bond harus punya banyak klon di luar sana jika dia memang mampu melakukan semua hal yang dikatakan film-filmnya. Ini hanya untuk menunjukkan perbedaan antara fiksi dan non-fiksi.

Sejarah

Sepanjang sejarah, ada banyak kasus spionase dan kontra-spionase yang terdokumentasi. Sun-Tzu, sebuah terbitan dari 2000 tahun lalu, memuat informasi tentang pengecohan dan subversi, dua konsep vital spionase. Bangsa Mesir kuno memiliki sistem matang dalam memperoleh pengetahuan rahasia. Di Abad Pertengahan, spionase politik menjadi penting. Joan of Arch dikhianati oleh Uskup Pierre Cauchon dari Beauvais, mata-mata bayaran Inggris, sementara Sir Francis Walsingham mengembangkan sistem mata-mata politik efisien untuk Elizabeth I. Semasa Revolusi Amerika, Nathan Hale dan Benedict Arnold meraih kemasyhuran sebagai mata-mata, dan ada banyak penggunaan mata-mata di kedua pihak selama Perang Sipil AS.

Menjelang Perang Dunia I, semua adidaya kecuali AS memiliki program mata-mata sipil dan semua otoritas militer negara memiliki satuan intelijen. Untuk melindungi negara dari agen asing, Kongres AS mengesahkan UU Spionase 1917. Jerman dan Jepang mendirikan jejaring spionase rumit pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia I (K Metlon).

Sejak Perang Dunia II, kegiatan spionase membesar, kebanyakan tumbuh dari perang dingin. Rusia dan Uni Soviet punya tradisi spionase yang panjang, mulai dari Okhrana-nya Tsar hingga Committee for State Security (KGB), yang juga bertindak sebagai angkatan polisi rahasia. Di AS, UU Keamanan Nasional 1947 menciptakan Central Intelligence Agency (CIA) untuk mengkoordinir intelijen dan National Security Agency untuk penelitian sandi dan komunikasi elektronik. Selain dua ini, AS memiliki tujuh agensi pengumpul intel lain.

Kasus-kasus spionase perang dingin yang terkenal mencakup Alger Hiss dan Whittajer Chambers dan Kasus Rosenberg. Pada 1952, Komunis China menangkap dua agen CIA yang menerbangkan misi pengintaian U-2 di atas Uni Soviet untuk CIA, yang ditembak jatuh dan ditangkap (G Hastedt).

Bukan cuma AS yang mengembangkan sistem pengumpulan intel penting. China mempunyai program intelijen hemat biaya yang sangat efektif dalam memantau negara-negara tetangga. Negara-negara kecil juga mampu menyusun upaya spionase efektif dan terfokus. Israel mungkin memiliki otoritas spionase terbaik di dunia. Sebagian negara Muslim, terutama Libya, Iran, dan Suriah, juga memiliki operasi amat maju. Sekarang ini intelijen AS telah mengembangkan dan mengerahkan kendaraan udara nirawak (UAV/unmanned aerial vehicle), perkembangan besar dalam spionase, di Kosovo dan Afghanistan.

Jenis Spionase

Spionase mengambil banyak bentuk dan terus meningkat dalam 40 tahun terakhir. Seiring kian canggih dan tersedianya teknologi, penggunaan spionase jadi semakin beragam dan lumrah.

1. Militer

Jenis spionase luas dan asli adalah yang dipakai militer dan agensi intelijen pemerintah lainnya. Jenis spionase ini merupakan yang pertama dan kemudian mencakup beberapa operasi paling terselubung dan tersembunyi serta teknologi. Setelah agensi-agensi ini mengembangkan sesuatu yang lebih baik atau meninggalkan sebuah teknologi, barulah itu disediakan bagi khalayak. Bentuk spionase ini memiliki agen-agen yang bepergian ke negara lain dan menerapkan banyak kegiatan rahasia terselubung guna mengumpulkan informasi tentang teknologi negara lain, rencana masa depan atau misalnya program nuklir atau ancaman teroris. Spionase negara bukan cuma dicadangkan untuk masa perang. Spionase dan pengumpulan informasi sangat vital di masa perang, terutama bagi AS dalam Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Dingin. Namun, spionase terus menjadi peran penting yang CIA mainkan di AS. Saat ini CIA adalah satu-satunya organisasi yang diberi wewenang untuk menyusun dan mengoperasikan misi spionase terselubung.

Sebagian spionase dan pengumpulan intel difokuskan pada penandingan ancaman terorisme dan kejahatan terorganisir. Badan-badan intelijen di AS berurusan dengan topik panas seperti terorisme, kejahatan terorganisir, kartel narkoba, dan tindak kejahatan lain. Ini berlaku untuk semua tingkat keparahan kejahatan. Banyak negara bagian saat ini menerapkan sistem kamera pengawas yang membaca pelat nomor mobil dan dapat secara otomatis mengirim tilang atas kelebihan batas kecepatan, penerobosan lampu merah, dan pelanggaran lalu-lintas lain (J Wilson).

2. Pemantauan

Saat ini pemantauan (surveillance) merupakan jenis spionase besar yang dipakai mata-mata. Kemajuan abad teknologi menjadikan pemantauan sebagai teknik yang lebih lazim dan dipakai luas. Kamera bisa dibuat sekecil perangko, dan satelit dapat memotret hampir apapun di dunia. Pada 1999, sebuah perusahaan bermarkas di Denver meluncurkan perusahaan berbasis internet yang menawarkan citra satelit kepada pengguna harian. Space Imaging meluncurkan satelit Ikonos-nya dan menawarkan foto hitam-putih satu meter. John Pike, analis pertahanan, berkomentar, “Space Imaging sedang memberikan pemandangan kerja para agensi mata-mata AS selama empat dekade terakhir kepada siapa saja yang punya uang selusin atau seribu dolar.” Pemandangan ini berlaku untuk banyak teknologi; yang dulu hanya tersedia bagi badan-badan keamanan kini tersedia luas bagi orang awam. Untuk membaca lebih banyak tentang dampak kemasyarakatan dan sudutpandang mengenai topik ini dan lainnya, kunjungi bab Dampak Masyarakat di situs ini.

3. Industrial

Bentuk spionase lain adalah spionase industrial (ekonomi). Jenis spionase ini mungkin paling mahal dan licik. Sembilan tahun lalu (1996) dikabarkan bahwa kejahatan ekonomi dan korupsi bertanggungjawab atas kerugian kira-kira $260 miliar per tahun untuk perusahaan-perusahan yang bermarkas di AS (Perry). Spionase ekonomi adalah pencurian informasi kepemilikan (proprietary information). Spionase ekonomi paling sering terjadi dalam industri-industri inovasi serba cepat yang sangat mengandalkan penelitian dan pengembangan. Industri semisal piranti keras, otomotif, bahan canggih dan lapisan, manufaktur dan semikonduktor adalah contoh industri yang paling terpengaruh oleh spionase industrial. Peningkatan kompetisi di dalam industri-industri ini membawa kepada peningkatan ancaman mata-mata dan pencurian informasi kepemilikan. Ancaman dan perbuatan ini nyata. Sebagai contoh, tim ilmuwan Amerika dan China mengerjakan jalur masuk cepat ke information superhighway (sistem komunikasi digital dan jejaring telekomunikasi internet—penj). Sistem komunikasi revolusioner ini akan menghubungkan televisi konsumen dengan Internet dan teknologi, dan informasi yang mereka kumpulkan berlabel harga kira-kira $250 juta, di mana teknologinya berpotensi menghasilkan laba jutaan setiap tahun. Seseorang menyusup ke kantor riset perusahaan di Amherst, NY, dan mencuri informasi yang berkaitan dengan proyek saja, membiarkan komputer dan peralatan berharga lain. Kasus ini satu banding seribu yang terjadi setiap tahun. Dengan nyatanya ancaman, teknik kontra-spionase sedang diterapkan oleh korporasi besar dan pemimpin [industri] teknologi. Teknik-teknik yang meliputi pengurungan pabrik kimia dalam bangunan “kotak hitam” besar, pelapisan keamanan tiga lipat, pengamanan komputer canggih, dan teknik “rahasia” lain merupakan praktek sehari-hari di banyak perusahaan.

4. Komputer

Bersama dengan spionase industrial/ekonomi, abad komputer telah menambahkan divisi baru pada dunia spionase. Aktivasi suara, pengenalan sidik jari, dan sandi elektronik telah meningkatkan keamanan. Namun, komputer juga menghasilkan metode-metode spionase yang jauh lebih mahal. Belakangan, komputer telah menjadi pilihan alat mata-mata baru, bukan hanya dalam mengumpulkan dan mengangkut informasi, tapi juga menganalisanya.

Metode Spionase

Banyak dari metode yang dipakai dalam segala bentuk spionase memiliki kemiripan. Ada beberapa teknik yang dikembangkan di abad renaisans dan masih dipakai. Di sisi lain, ada banyak teknologi baru yang menawarkan akses tak terbatas ke informasi “rahasia”. Penerapan teknologi baru, termasuk kemajuan komputer, satelit, dan sains, telah menghasilkan operasi mata-mata baru dan penting.

Pada tahun-tahun belakangan, peralatan dan teknik mata-mata menjadi lebih rumit daripada yang dibayangkan oleh Sherlock Holmes. Agar sukses, mata-mata harus mampu meraih akses ke informasi rahasia, mencuri atau menyalinnya, lari dari area tanpa terdeteksi, dan menyampaikan informasi tersebut kepada kurir agar dapat dipakai oleh analis untuk menyerahkan intel ke agensi. Kebutuhan individual akan operasi dan misi berbeda-beda menjadi lambang perkembangan beraneka kamera, perangkat pendengar, teknik masuk, perangkat pemecah sandi, dan sarana penyembunyian. Semua peralatan dan teknologi yang dipakai mata-mata harus mudah digunakan, mudah disamarkan, dan aman bagi pengguna. Bab ini akan memeriksa banyak jenis peralatan dan teknologi yang ada dan mengulas cara kerja sebagiannya. Bab ini juga akan menghilangkan sebagian mitos teknologi yang diabadikan oleh James Bond, CSI, dan Tom Clancy.

Peraihan akses

Meraih akses ke area rahasia bisa semudah menggunakan congkel kunci (lock pick) atau menduplikat kunci. Belakangan ini, usaha masuk juga melibatkan pelumpuhan sistem keamanan atau metode keamanan identitas. Penambahan keamanan berbasis digital dan komputer membuat tugas peraihan akses jadi semakin sulit bagi para mata-mata. Namun, itu tidak menghentikan mereka.

Kamera

Kamera spionaseSalah satu bagian peralatan yang dipakai luas dalam spionase adalah kamera. Alat ini bisa berupa banyak bentuk, terutama kamera yang amat kecil. Mata-mata menggunakan kamera untuk memotret manusia, tempat, dan benda-benda yang mungkin menarik minat agensi mereka. Agar efektif, kamera harus kecil, mudah disembunyikan, dan mudah dipakai tanpa terdeteksi. Saat ini terdapat kamera subminiatur yang lebih kecil dari perangko. Ini tentu cukup kecil untuk memastikan mata-mata tidak terdeteksi.

Kamera subminiatur yang dipakai dalam operasi terselubung seringkali terhalangi pada dasi, kancing, dan arloji, sebagaimana ditunjukkan oleh foto di bawah. Ada pula kamera arloji Steinbeck ABC yang dipakai mata-mata Jerman pada 1949. Juga kamera lubang jarum, dikembangkan pada 1980-an dan memanfaatkan empat tingkap lubang jarum berbeda sebagai lensa sehingga objek dekat dan jauh dapat dipotret tanpa lensa atau pemfokusan. Salah satu kamera subminiatur paling terkenal adalah kamera Minox. Ditemukan oleh insinyur Latvia, Walter Zapp, pada 1937 dan diproduksi pada 1938, itu menjadi kamera populer dan dipakai luas selama bertahun-tahun. Awalnya kamera ini bukan dikembangkan untuk spionase, tapi ukuran kecilnya (~8,5 x 10 mm), fotonya yang berkualitas, dan kemampuannya mengambil 50 jepretan tanpa memuat ulang film menjadikannya sempurna untuk operasi terselubung. Saat ini, kamera digital menjadi sumber fotografi paling sering dipakai sebab menawarkan banyak fleksibilitas seperti kamera Minox pada tahun 1930-1990-an tanpa film.

Arloji Steinbeck
Kamera digital tersembunyi pada pemantik

Selain foto-foto diam, kamera video dipakai untuk memperoleh gambar video mengalir. Kamera ini kerap ditempatkan di suatu area untuk melakukan pemantauan jangka panjang. Para ahli pemantauan visual, disebut pengamat, menggunakan banyak jenis peralatan dan teknik khusus. Namun, seperti pada umumnya, salah satu bagian terpenting dari pekerjaan ini adalah jangan tertangkap basah. Kamera lubang kancing pertama kali dipakai oleh KGB, agensi utama Soviet untuk spionase dan keamanan dalam negeri, pada 1960-an dan 1970-an. Kamera ini memiliki muka kancing palsu yang bila dilepas akan menampakkan lensa. Barangkali ini adalah teknologi yang ditampilkan dengan benar oleh mayoritas film dan acara TV. Kamera film lubang kancing dapat disembunyikan pada jas setelan atau pakaian dalam. Dahulu, pengguna kamera harus menyalakan dan mematikan kamera dengan tombol yang tersembunyi di dalam saku. Hari ini kamera lubang kancing tersedia sebagai kamera nirkabel digital. Teknologi modern seperti chip silikon memungkinkan pembuatan kamera kecil kualitas tinggi yang cukup kecil untuk ditempel pada topi bisbol, kancing, dan kemeja, di mana itu dapat memotret menembus bahan.

Seringkali kamera disembunyikan pada objek sehari-hari yang bisa ditaruh di suatu ruangan atau area, dan video atau foto diam dapat dijepret secara nirkabel. Di bawah ini terdapat tiga sarana penyembunyian paling umum: beruang teddy, pemutar kaset jinjing, dan tanaman. Semua kamera ini bisa menjepret foro hitam-putih atau berwarna dan sama sekali tanpa kabel. Sarana penyembunyian dan peralatan yang diperlukan dapat dibeli di internet dengan harga sekitar $250-$350!

Beruang Teddy ini, dijuluki “Nanny Camera”, digunakan oleh beberapa orangtua untuk mengawasi pengasuh anak mereka.

Pemutar kaset jinjing

Tanaman

Foto-foto diambil dari situs Spyville, salah satu dari ratusan situs di mana Anda dapat membeli peralatan spionase sendiri. Sarana penyembunyian dan kamera subminiatur tidak terbatas pada contoh-contoh kecil yang disajikan di sini. Ada banyak cara kreatif dan inovatif yang telah dipakai mata-mata untuk memperoleh gambar.

Smart Dust

Salah satu gadget baru paling keren yang meraih popularitas di pasaran untuk bidang spionase dan banyak penerapan lainnya adalah sesuatu bernama “Smart Dust”. Smart Dust memuat banyak “partikel debu” atau platform komunikasi dan penginderaan berskala milimeter untuk jejaring sensor tersebar. Perangkat miniatur ini, seukuran butir pasir, memuat sensor, kemampuan komputasi, komunikasi nirkabel dwi-arah, dan pasokan daya. Perangkat ini mampu menjalankan seaneka fungsi, termasuk, tapi tidak terbatas pada, deteksi gerak, deteksi cahaya, pembacaan suhu dan kelembaban. Debu Smart Dust dijalankan dengan mikrokontroler yang bukan sekadar menentukan tugas debu, tapi juga mengendalikan data ke berbagai komponen sistem demi menghemat energi. Secara berkala, mikrokontroler mendapat bacaan dari salah satu sensor, yang mengukur salah satu stimulus fisik atau kimiawi semisal suhu, cahaya sekitar, getaran, percepatan, atau tekanan udara, kemudian mengolah dan menyimpan data. Sesekali ia juga menyalakan penerima optik untuk memeriksa apakah ada orang yang mencoba berkomunikasi dengannya. Komunikasi ini mungkin mencakup program atau pesan baru dari debu lain. Sebagai tanggapan terhadap pesan atau atas inisiatifnya sendiri, mikrokontroler akan menggunakan laser kubus pojok untuk mentransmisikan data sensor ke pangkalan atau debu lain. Debu ini menyalakan dan mematikan diri guna menghimpun atau mentransmisikan data. Fungsi “tidur” ini memungkinkan debu menjadi hemat energi, bukan sekadar pintar; ini memecahkan salah satu masalah rancangan paling menantang. “Kami tak mau banyak orang harus menunggui debu ini,” kata Culler, pendiri dan CEO Dust Inc. Culler menerima pendanaan dari Defense Advanced Research Projects Agency Departemen Pertahanan untuk mengembangkan perangkat pengindera cerdas kecil. Dan bintik-bintik cerdas kecil ini memiliki potensi tak ada habisnya, sebagaimana kata Culler, “Dulu kami tak tahu akan seperti apa penerapannya dan tak pernah menyangka, dalam impian terliar sekalipun, arahnya akan ke sini.” Teknologi baru ini mempunyai opsi tiada akhir, yang membuatnya menggairahkan sekaligus menakutkan. Kemungkinan pelepasan ratusan “debu” kecil ke setiap rumah dengan ongkos cuma $1/debu yang mampu menghimpun data tak terhitung dan memantau gerakan agak mengusik ketenangan.

Smart Dust pada sekeping sen (ini kecil sekali)
Penjelasan visual bagaimana debu pintar bekerja, courtesy UC Berkeley

Pemantauan audio

Pemantauan audio juga bisa menjadi bagian penting dalam memperkenankan pengupingan. Agar mata-mata mendengar seluruh percakapan tanpa berada di suatu ruangan, mikrofon kecil dipakai bersama penguat (amplifier), pemancar (transmiter), dan/atau perekam (recorder) sehingga informasi bisa dikumpulkan persis “dari mulut bersangkutan”. Secara umum, setiap operasi mensyaratkan perangkat pendengar yang dikembangkan khusus, dan sekalinya dibuat, perangkat ini harus ditanam di lokasi di mana itu akan digunakan. Perangkat pendengar berukuran mulai dari punggung buku, pena, hingga lubang jarum kecil dan dapat merekam dan memancarkan. Opsi-opsi tergantung pada kebutuhan mata-mata. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan mata-mata agar mereka tidak terdeteksi sewaktu menjalankan pemantauan audio. Salah satunya adalah sarana penyembunyian yang berkualitas, tapi membuat perangkat mereka tidak terdeteksi juga penting sekali. Pengolahan data dan peralatan elektronik, seperti yang dipakai dalam pemantauan audio (dan video), memancarkan sinyal ke ruang dan objek-objek konduktif di sekitarnya. Teknologi TEMPEST digunakan oleh pemerintah AS untuk mendeteksi dan mencegah pemancaran ini sehingga peralatan tidak terdeteksi. Pada sisi sebaliknya, suatu alat komputer harus memenuhi beberapa persyaratan TEMPEST agar tidak bisa dikuping. Dengan teknologi agak rendah dan jumlah pancaran cukup tinggi, kebanyakan komputer dapat dikuping.

Dampak Sosial

Tenaga penggerak utama di balik perkembangan teknologi baru adalah militer dan badan mata-mata negara. Namun, seperti halnya Teflon dan Tang, produk-produk yang awalnya dikonsep untuk badan-badan tersebut sedang memasuki kantor, rumah dan kehidupan sehari-hari kita. Saat ini ada banyak peralatan yang dapat dipesan warga dari rumah dan diantar dalam satu pekan. Jadi, haruskah semua teknologi ini tersedia bagi konsumen harian? Ataukah kita sedang hidup di sebuah komunitas spionase yang terlalu besar? Adakah garis [pembatas] yang harus ditarik dan jika ya, di mana? Ada banyak dampak kemasyarakatan dari kegiatan mata-mata dan teknologi mata-mata terhadap masyarakat kita.
Mari kita simak beberapa dampak kemasyarakatan dari teknologi spionase terhadap kita sehari-hari.

Apa Anda percaya pada rekan satu ruangan atau senator?

Budaya kita tampaknya cukup terobsesi dengan akses ke setiap informasi, tak peduli bagaimana itu diperoleh. Sebagian berargumen, budaya kita jatuh cinta dengan kegiatan mata-mata. Dalam artikel “Apa Kita Hidup Dalam Masyarakat Spionase?”, si pengarang berargumen bahwa kita adalah masyarakat yang “dipenuhi teknologi pemantauan, ekonomi jenis baru telah muncul”, dan bahwa “kepercayaan pada lembaga-lembaga Amerika sangat rendah”. [Artikel] ini membawakan poin bagus; ketika kepercayaan sangat rendah, kita bergerak ke arah penerapan teknologi mata-mata dalam banyak unsur kehidupan kita. Seiring teknologi baru dikembangkan, nyaris sebelum kita sempat berkedip, teknologi kontra mata-mata turut dikembangkan dan lantas disusul oleh respon tandingan. Ini nyata dalam banyak teknologi, termasuk ID pemanggil, senjata radar, spyware komputer, dan sebagainya. Kita seolah berlomba-lomba mengembangkan jenis pemantauan terbaru dan “tak terpecahkan”. Dengan keadaan ini, kita seolah kian bergantung pada komputer dan mesin lain dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang mulai beranggapan semua benda ini adalah bukti kotor bahwa mesin tak bisa berbohong. Kita percaya pada mesin-mesin dan semakin banyak memakainya karena kita yakin orang-orang sedang mengepung kita dengannya. Jadi adakah garis yang dapat ditarik, mengingat kadar kemampuan pemantauan dan ketergantungan mesin seperti sekarang? Sebagian akan berargumen ya, dan yang lain akan berargumen tidak. Kenapa kita tidak [boleh] kembangkan segala sesuatu yang kita mampu. Setiap kali suatu hal baru dikembangkan, kita bisa berargumen: semakin banyak penjahat dapat dijebloskan ke balik jeruji dan semakin banyak nyawa dapat diselamatkan. Atau mungkin sebaiknya kita cari cara untuk mempercayai orang-orang di sekeliling kita dan memilih mengatur tempat tinggal kita. Ini mungkin membantu, tapi sebelum kepercayaan pada pemerintah, tempat kerja, dan rumah pulih seperti sediakala, saya kira pemantauan dan perkembangan teknologi ini takkan melambat sama sekali. Spionase melibatkan unsur penipuan dan pengkhianatan, biasanya sifat yang tidak dimaafkan atau dihormati. Akan tetapi, walaupun tidak baik untuk kehidupan atau urusan pribadi kita, ada alasan yang dibenarkan untuk spionase dalam urusan keamanan nasional dan negara. Sekali lagi, di mana garis pembatas itu?

Tang, Teflon, dan peralatan spionase?

Baru-baru ini dikembangkan teknologi baru Smart Dust. Sekarang penerapan teknologi ini tampak tak ada habisnya, Culler, pencipta Smart Dust, berkomentar, “Dulu kami tak tahu akan seperti apa penerapannya dan tak pernah menyangka, dalam impian terliar sekalipun, arahnya akan ke sini.” Teknologi baru ini mempunyai opsi tiada akhir, yang membuatnya menggairahkan sekaligus menakutkan. Kemungkinan pelepasan ratusan “debu” kecil ke setiap rumah dengan ongkos cuma $1/debu yang mampu menghimpun data tak terhitung dan memantau gerakan agak mengusik ketenangan saya dan penulis lain. Sejak awal 2001, seorang penulis Ecologist berkomentar, “Meski smart dust diciptakan untuk operasi militer, ilmuwan lingkungan khawatir itu akan dipakai untuk memata-matai warga swasta” (R Edwards). Ini kecemasan yang sah. Seperti disebutkan di awal bab ini, produk-produk semacam Teflon dan Tang awalnya dikembangkan untuk penggunaan militer dan akhirnya tersedia bagi hampir semua konsumen AS. Maka pertanyaannya adalah, haruskah ada batasan? Kita sering percaya, militer adalah lingkungan relatif aman dan terkendali, mempunyai regulasi dan protokol keselamatan dan etik. Namun, ketika terpapar oleh seluruh populasi konsumen AS, lingkungan terlindungi itu hilang dan potensinya jadi tak terhitung. Hukum dengan konsekuensi tak diharapkan akan mengambil alih. Mungkin takkan ada ujung pada apa yang bisa dihasilkan masyarakat; ini perspektif mengerikan. Sementara kita berpikir tak mengapa Teflon dan Tang dibiarkan lepas ke khalayak, setidaknya Teflon segera menjadi sumber keprihatinan dalam urusan memasak: ternyata itu berpotensi beracun. Jadi ada banyak yang tidak kita ketahui. Seharusnya ada regulasi yang menyatakan kapan dan bagaimana produk-produk ini boleh atau tidak boleh digunakan. Ini logika pertama; sesuatu yang dapat lepas kendali, buatkan regulasi. Namun, para legislator enggan mengesahkan perundang-undangan di bidang spionase dan kontra-spionase. Ini sesuatu yang mesti kita pikirkan.

Ilustrasi: A man who is spying through a book
(Scott MacBride/Getty Images)

2 thoughts on “Mitos dan Realitas Dalam Spionase

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.